Wednesday, May 20, 2009

Antologi Di Mei 2002

Bulan Hilang Cayanya

Bulang hilang cayanya diambil kolam di tama
Dihempas gumpalan awan menari-nari
Kau lihatkah itu pedih gelapnya?
Menangis mengadu cuma pada ujung ilalang
Bertanya-tanya:
Ke mana gemilangku pergi?

Karawang, 25 Mei 2002


Bulan Sabit

Antara celah lambai daun
Bisa aku lihat kau, Sayang!
Mengajakku mengayun malam
Diundang juga bintang-bintangmu itu kan?
Biar ramai jadinya
Kita goyang genta di pekuburan sepi
Kita loncengi rumah-rumah lengang
Ayo, Sayang!
Hibur sunyi dikerubung durja
Sebelum ia merebut tempatmu berada

Karawang, 20 Mei 2002


Hidup Itu Seperti Petikan Bunga Mawar, Nak!

Hidup itu seperti petikan bunga mawar, Nak! Kita cuma bisa mengendusnya beberapa jenak dan mahkotanya rekah cuma sekian kala. Lantaran mawar itu mengering busuk tiap helainya dirapuh waktu dimakan balik oleh bumi. Maka jangan harapi ia kekal. Jangan pula digenggam terlalu; kau akan kesakitan, Nak!

Karawang, 15 Mei 2002


Wejangan
:adik-adik tersayang

Mari, Kasih!
Dengar aku punya kata

Kita susut peluh bunda
Dengan kain abdi kita
Jangan segan! Mari kita menunduk hormat
Di lututnya
Mencurah kasih buatnya

Jangan lupa buatkan papa
Segelas teh manis pagi-pagi
Sebelum matahari menjemputnya bernafkah
Pun jika sudah waktunya rehat
Sediakan koran pagi dan secangkir besar susu
Juga roti selai atau telur mata sapi

Sebab kalian telah berakal baligh
Sedang nanti aku pergi kembara:
Mencari baru dunia
Persembahan kepada tercinta bunda dan papa

Hati-hati, Kasih!
Kalau melangkah keluar rumah
Bawa pedoman Qur'an dan hadis
Di dada kalian
Biar tak sesat jadinya
Dan pulang membawa rahmat

Karawang, 4 Mei 2002


Pengap

Nafas ini rasa sesak
Telusur-telusuri celah rongga
Seperti dahaga pada mati:
Di mana ruang aku hidup?

Karawang, 3 Mei 2002

No comments: